Blogger Widgets hayinatun ni'mah: total quality control dan lean si- sigma
Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Pages

Selasa, 07 Januari 2014

total quality control dan lean si- sigma

TQC (Total Quality Control)

          TQC (Total Quality Control) adalah sistem manajemen yang dinamis yang mengikut sertakan seluruh anggota organisasi dengan penerapan konsep dan teknik pengendalian kualitas untuk tercapainya kepuasan pelanggan dan yang mengerjakannya.
          Konsep dasar TQC :
1.      Kepuasan pemakai (Orientasi pemakai bukan orientasi Standard)
2.      Kualitas artinya mutu segala macam pekerjaan
3.      Kualitas adalah urusan setiap karyawan (bekerja sekali jadi dan benar) 
Tujuan Quality Control
Quality Control berarti memenuhi keinginan costumer terhadap produk dan service, maka tujuan quality control berdasarkan pengertian tersebut adalah :
1.      Quality adalah Kualitas produk dan kegiatan ( aktifitas kerja )
2.      Cost adalah Biaya
3.      Delivery adalah Penyampaian ( ketepatan dan cara )
4.      Safety adalah Keselamatan
5.      Environment adalah Ramah Lingkungan
Membuat keseimbangan antara quality dan cost. Kualitas dicapai secara ekonomis dan efisien hanya bila tiap proses dapat memberi jaminan kualitas pekerjaannya pada proses – proses berikutnya. Aktivitas QC circle ( berkesinambungan ), operasional ZD ( Zero Defect )
Keuntungan dan Faktor Kegagalan Penerapan Quality Control
          Keuntungan Penerapan Quality Control meliputi :
1.      Pembinaan/pengembangan personel
2.      Membina rasa kebersamaan
3.      Perbaikan Kualitas
4.      Pengurangan Biaya
5.      Perbaikan Sikap Mental
6.      Membangun Team yang tangguh
7.      Membangun kata sepakat dan motivasi
8.      Menumbuhkan sikap kreatif dalam memecahkan masalah
9.      Penghargaan terhadap karyawan
Kegagalan dalam  penerapan Quality
Control dapat disebabkan oleh :
1.      Meremehkan anggota team yang lain
2.      Tidak mendengarkan
3.      Suka interupsi
4.      Menggurui
5.      Rendah diri
6.      Mengabaikan kemampuan yang positif
7.      Tidak mengikut sertakan
8.      Menomor satukan orang lain
9.      Gagal berbicara
10.  Gagal berpraktek 
KARAKTERISTIK
  Pengendalain mutu perusahaan yang menyeluruh, partisipasi semua anggota organisasi kendali mutu
  Pendidikan  dan latihan dalam bidang kendali mutu
  Kegiatan gugus kendali mutu
  Pemeriksaan Kendali Mutu
  Pemanfaatan metode statistik
  Kegiatan untuk memajukan kendali mutu secara nasional.
Pengukuran Kinerja Mutu berdasarkan TQC
Dalam menangani lingkungan bisnis yang modern diperlukan berbagai jenis keahlian, sikap dan fokus. Pada tahun 1970-an dan 1980-an organisasi lebih berfokus internal daripada eksternal. Pengukuran kinerja mutu dalam lingkungan bisnis modern harus bisa merefleksikan tingkat konsistensi tertentu baik internal (keefektifan dan kekuatan organisasi) maupun eksternal (kemampuan atau tingkat persaingan organisasi). Dalam pengukuran kinerja mutu berdasarkan TQC parameternya tidak ditetapkan secara internal namun didikte berdasarkan persyaratan-persyaratan pelanggan dan tekanan kekuatan pasar.



Lean six-sigma

 Pengertian lean six-sigma
Six sigma adalah suatu metodologi sistematis yang berfokus pada faktor kunci yang mengendalikan performansi suatu proses, mengaturnya pada tingkat yang paling baik dan menjaganya agar tetap pada level tersebut.
Lean adalah suatu metodologi sistematik untuk mengurangi kompleksitas dan melancarkan proses dengan mengidentifikasi dan mengeliminasi sumber dari pembrosan (waste) dalam proses, karena pemborosan bisa mengakibatkan macetnya aliran.
Lean six sigma merupakan kombinasi antara Lean dan Six sigma dapat didefinisikan sebagai suatu filosofi bisnis, pendekatan sistemik dan sistematik untuk mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan atau aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah (non value added activities) melalui peningkatan terus-menerus untuk mencapai tingkat kinerja enam sigma, dengan cara mengalirkan produk (material, work-in-process, output) dari pelanggan internal dan external untuk mengejar keunggulan dan kesempurnaan berupa hanya memproduksi 3.4 cacat untuk setiap satu juta kesempatan atau operasi.
Pendekatan Lean bertujuan untuk menghilangkan pemborosan, memperlancar aliran material, produk dan informasi serta peningkatan terus-menerus. Sedangkan pendekatan Six sigma untuk mengurangi variasi proses, pengendalian proses dan peningkatan terus menerus. Integrasi antara Lean dan Six sigma akan meningkatkan kinerja melalui peningkatan kecepatan dan akurasi (zero defect). Pendekatan Lean akan memperlihatkan non value added (NVA) dan value added (VA) serta membuat value added mengalir secara lancar sepanjang value stream process, sedangkan six sigma akan mereduksi variasi dari value added itu.
KARAKTERISTIK  lean Six Sigma :
·         Kepemimpinan dukungan dan komitmen
·         Data-Driven Pendekatan
·         Pelatihan Dan Perubahan Budaya

Faktor Penting dalam Implementasi Six Sigma

1.      Dukungan dari Top level. Six sigma menawarkan pencapaian yg terukur yg tidak akan mampu ditolak oleh pemimpin perusahaan, yang dikerjakan oleh seorang super star yg sangat tahu apa yg harus dilakukan di bidangnya (Black Belt, Project Champion, Executive Champion).
2.      Tim yang hebat. Para Executive Champion, Deployment Champions, Project Champions, Master Black Belts, Black Belts, dan Green Belts adalah orang-orang yg terlatih dengan baik untuk mengerjakan proyek Six Sigma.
3.      Training yg berbeda dgn yg pernah ada. Anggota proyek Six Sigma adalah mereka yg pernah ditraining secara khusus dengan biaya antara $15,000-$25,000 per Black Belt, yg akan dibayar melalui saving yg didapat dari setiap proyek Six Sigma
4.      Alat ukur yg baru, dengan menggunakan DPMO (Defects Per Million Opportunities) yang berhubungan erat dgn Critical to Quality (CTC) yg diukur berdasarkan persepsi customer, yg bisa dibandingkan antar departemen atau divisi dalam satu perusahaan
5.      Tradisi perusahaan yg baru, yaitu mempromosikan usaha untuk melakukan peningkatan kualitas secara terus menerus.
.lean six sigma lebih memfokuskan pada perbaikan proses, dengan menggunakan data yang diperoleh maka dapat diketahui apa yang salah dengan sistem kerja perusahaan, sehingga bisa diidentifikasi letak dan penyebab masalah dan dapat dengan segera diambil tindakan untuk menghilangkannya.
Beberapa data dan ukuran yang digunakan acuan dalam Lean six sigma :
  • Kepuasan pelanggan (a result measure) : data yang dibutuhkan berupa data hasil survey atau interview mengenai hal-hal yang diinginkan pelanggan terhadap produk atau jasa.
  • Financial Outcomes (a result measure) : digunakan untuk melihat pengaruh suatu masalah terhadap keuntungan, biaya, pendapatan dll.
  • Speed atau lead time (result or process measure) : digunakan untuk mengetahui seberapa cepat kerja yang dilakukan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk atau jasa.
  • Kualitas/defect ( result or process measure) : data mengenai seberapa banyak kesalahan yang dibuat oleh perusahaan dalam menghasilkan barang atau jasa, karena produk yang dihasilkan perusahaan akan berpengaruh terhadap kepusan pelanggan.
Metode pengkuran lean sig sigma
DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Conrol) digunakanuntuk meningkatkan proses yang telah ada terdiri atas lima tahap utama, yaitu:
·         Tahap devine adalah tahap pertama dari proses DMAIC, tahap ini bertujuan untuk menggambarkan proses, mengidentifikasi masalah, menggambarkan peluang dan tujuan.

·         Tahapan measure bertujuan untuk mengetahui proses yang sedang terjadi, mengumpulkan data mengenai kecepatan proses, dan kualitas produk serta mengukur kinerja dasar proses sebelum dilakukan nya perbaikan..

0 komentar:

Posting Komentar

Blogger templates